Minggu, 17 November 2013

Kalimat Inti

Kalimat sederhana merupakan kalimat yang strukturnya menjadi dasar struktur kalimat suatu bahasa . Kalimat itu ditandai oleh faktor kesesuaian bentuk makna, fungsi, kesederhanaan unsur, dan posisi atau urutan unsur. Menurut kesesuain bentuk maknanya., kalimat sederhana memiliki bentuk yang utuh atau legkap.

Menurut fungsinya, kalimat sederhana adalah kalimat berita. Ditinjau dari segi kesederhanaannya, kalimat sederhana memiliki unsur-unsur minimal. Berdasarkan urutan unsur-unsurnya, posisi gatra-gatra kalimat sederhana berurutan menurut segi ketergantungan di antara sesamanya. Sifat ketergantungan ini ditentukan oleh struktur fungsionalnya: SP, SPO, SPK, SPOK.

Syarat pertama struktur kalimat sederhana adalah bentuknya yang lengkap, dengan kata lain kalimat sederhana termasuk kalimat lengkap. Kelengkapan bentuk kalimat sederhana merupakan kelengkapan minimal. Artinya, bila unsur-unsur kalimat itu ditiadakan, maka kalimat itu bukan lagi kalimat sederhana.

Contoh:
·        Dia duduk.
·        Dia berlari.
·        Dia menangis.
·        Dia membaca.
·        Irwan menangis.
·        Ibu memasak.
·        Dewi menjahit.
·        Agus mandi.
·        Adik tertawa.
·        Kakak tersenyum



Minggu, 10 November 2013

Perilaku Konsumen

Pengambilan Keputusan Pembelian

Dalam pengambilan keputusan merupakan suatu proses kegiatan pembelian yang tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen.
Basu Swasta dan T. Hani Handoko, (1982, Hal. 103 ) proses pengambilan keputusan melalui lima tahap yaitu :

1. Menganalisis atau pengenalan kebutuhan dan keinginan.
Dalam penganalisaan kebutuhan dan keinginan suatu proses ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. Jika suatu kebutuhan diketahui, maka konsumen akan memahami adanya kebutuhan yang segera dipenuhi atau masih ditunda pemenuhannya. Tahap ini adalah proses pembelian mulai dilakukan.

2. Pencarian informasi dan penilaian sumber – sumber.
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.

Pencarian informasi internal tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.

3. Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian.
Meliputi dua tahap yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian.
Tujuan pembelian bagi masing – masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.

4. Keputusan untuk membeli.
Tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar – benar membeli produk. Keputusan untuk membeli atau tidak produk yang ditawarkan. Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kesimpulan dari sejumlah keputusan, misalnya : keputusan tentang jenis produk, bentuk produk, jumlah produk dan sebagainya. Apabila produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan, maka produk tersebut mampu menarik minat untuk membeli. Bila konsumen dapat dipuaskan maka pembelian berikutnya akan membeli merk tersebut lagi dan lagi.

5. Perilaku sesudah pembelian.
Setelah melakukan pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen akan melakukan tindakan setelah kegiatan membeli dalam hal penggunaan produk tersebut sehingga harus diperhatikan oleh pemasar bahwa tugas pemasaran tidak berakhir ketika produk sudah dibeli tetapi terus sampai pada periode setelah pembelian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan  pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya berkaitan dengan“mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen

 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli:

 a.       Kebudayaan
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.

b.      Kelas sosial
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misaltingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal 

c.       Kelompok referensi kecil
Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll

d.      Keluarga
lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
Siapa yang melakukan pembelian.
Siapa pemakai produknya.

e.       Pengalaman
Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya 

f.       Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku

g.      Sikap dan kepercayaan
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya 

h.      Konsep diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.

 Macam-Macam Situasi Pembelian

Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen  dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat  tiga macam situasi: 

1.      Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.

2.      Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang  lebih kompleks dimana pemeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu  dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan  informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli  

3.  Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika  pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya

 Struktur Keputusan Membeli

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa  komponen: 

1.      Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2.      Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen  dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.

3.      Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

4.      Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5.      Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6.      Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

7.      Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.


Segmentasi Pasar

A.  Pendahuluan

Setiap manusia punya kebutuhannya masing – masing, dari yang masih bayi hingga yang sudah lansia. Sudah seharusnya bagi setiap perusahaan untuk bisa mengenal setiap kebutuhan masyarakat dan mengelompokkannya ke dalam beberapa bagian tertentu. Dan pengelompokkan – pengelempokkan atau pengolongan – pengolongan inilah yang disebut segmentasi pasar.

perusahaan besar yang bergerak di dunia hiburan. Dalam hal ini walt disney juga menggunakan strategi segmentasi pasar dalam hal memasarkan setiap produknya. Sehingga produk – produk dari Walt Disney dapat di jangkau untuk semua usia. Seperti Baby Mickey’s Stuff untuk bayi dan anak – anak, sedangkan yang dewasa ada Mickey Unlimited. Sehingga perusahaan ini dapat meraup keuntungan yang maksimal untuk setiap produk yang mereka pasarkan.

Melihat keberhasilan yang sudah diraih oleh perusahaan walt Disney tadi, maka segmentasi pasar sangatlah penting di gunakan untuk setiap perusahaan sebagai strategi dalam memasarkan setiap produknya. Pada kesempata kali ini penulis akan membahas tentang apa itu segementasi pasar, segmentasi pasar terkait dengan kepuasan konsumen dan segementasi pasa terkait dengan profitabilitas atau keuntungan. Sehingga akhirnya kita dapat mengetahui mengapa perusahaan harus melakukan segmentasi pasar sebagai strategi pemasaran produknya.

B. Isi

1. Segmentasi Pasar

Seperti yang tadi telah disinggung dalam bagian pendahuluan, segmentasi pasar adalah suatu strategi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu membagi – bagi kebutuhan atau keinginan konsumen yang tadinya bersifat heterogen menjadi bersifat homogen.

Segmentasi pasar dapat dilakukan di bagi – bagi dalam beberapa kelompok diantaranya adalah segmentasi berdasarkan geografis, berdasarkan sosial budaya, berdasarkan demografis dll.

Segmentasi pasar berdasarkan Geografis, pada segmentasi ini pasar di bagi berdasarkan tempat atau wilayah. Dimana orang yang memiliki tempat tinggal sama akan memiliki kebutuhan yang sama pula. Misalnya saja penjual baju – baju hangat atau jaket, akan memilih untuk berjualan di tempat – tempat yang dingin atau bersalju, seperti di benua Eropa ketika musim dingin atau di daerah pegunungan.

Segmentasi berdasarkan Sosial budaya, dalam hal ini pasar di bagi – bagi menurut kultur sosial budaya setempat. Dimana setiap kultur budaya akan sangat mempengaruhi kebutuhan seseorang, dan setiap kultur budaya memiliki kebutuhan yang berbeda – beda. Misalnya saja masyarakat kota bali yang terkenal dengan sesajenannya, maka dari kultur budaya masyarakat bali akan sangat cocok untuk berjualan perlengkapan sesajenan, dibandingkan ketika di eropa, karena kultur budayanya yang berbeda.

Segmentasi berdasarkan demografis, pada segmentasi ini pasar dikelompokkan menurut usia, jenis kelamin, status perkawinan dll yang berkaitan dengan kependudukan. Misalnya saja ketika mau berjualan perlengkapan bayi, pasti sasaran konsumennya adalah orang – orang yang sudah menikah dan sudah mempunyai bayi.

Segmentasi pasar terkait pemakaian dan situasi pemakaian. Dalam hal ini konsumen di kelompokan berdasarkan karakteristik tertentu seperti merek. Terkait dengan situasi yaitu terkait dengan situasi yang ada disekitar konsumen, seperti ketika hujan orang – orang akan cendrung membeli jas hujan atau payung.
Segmentasi pasar berdasarkan manfaat, berubahnya gaya hidup sangat mempengaruhi dalam menentukan manfaat bagu konsumen. Hal ini bisa dijadikan peluang besar bagi para pengusaha dalam memasarkan produknya terutama produk baru. Seperti misalnya produk hp zaman sekaran sudah dilengkapi dengan fitur- fitur canggih dan aplikasi – aplikasi yang seru seperti kamera, aplikasi FB, twitter, opera mini dll. Berbeda dengan zaman dulu yang hanya dilengkapi dengan fitur kalkulator dan beberapa aplikasi games saja. Hal ini berkaitan dengan manfaat lebih yang ingin di terima oleh konsumen ketika mengkonsumsi produk hp tersebut.

2. Segmentasi Pasar terkait dengan Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah perasaan puas setelah telah mengkonsumsi suatu produk tertentu. Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua yaitu kepuasan fungsional dan kepuasaan psikologikal. Kepuasaan fungsional adalah kepuasaan yang diperoleh akibat dari fungsi pemakaian suatu produk tertentu sedangkan kepuasan psikologikal adalah kepuasan yang di peroleh akibat dari atribut tertentu yang tidak kelihatan seperti perasaan bangga dll.

Kepuasan pelanggan sebenarnya adalah kunci utama untuk meraih keuntungan maksimal serta untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan, namun jika kepuasan pelanggan itu tidak terpenuhi maka produk – produk yang diproduksi akan sulit untuk dipasarkan. Salah satu cara dalam konsep dasar pemasaran adalah segmentasi pasar.

Segmentasi pasar sendiri sebenarnya sangat berkaitan erat dengan upaya memaksimalkan kepuasaan. Hal ini dikarenakan kebutuhan pasar atau konsumen sendiri telah dikelompokkan dari yang tadinya heterogen menjadi homogen. Sehingga kegiatan pemasaran menjadi lebih terfokus dan target pasarnya pun jelas.

Perusahaan Walt Disney adalah salah satu perusahaan yang sudah menggunakan strategi segmentasi pasar dalam menggapai semua kebutuhan para konsumennya. Sehingga semua orang bisa menikmati produk – produk dari perusahaan Walt Disney tersebut. Selain itu pelangganpun menjadi merasa puas karena perusahaan walt disney mampu membuat produk – produk yang sesuai bagi para konsumennya. Seperti Baby Mickey’s Stuff untuk bayi dan anak – anak, sedangkan yang dewasa ada Mickey Unlimited.

Belajar dari perusahaan Walt Disney tadi yang tidak sembarangan mengeluarkan produk – produknya tetapi terlebih dahulu perusahaan tersebut mengelompokkan terlebih dahulu kebutuhan konsumen dari yang tadinya heterogen menjadi homogen. Sehingga pemasaranpun menjadi terarah dan pelangganpun merasa puas karena kebutuhanya telah dipenuhi.  Seperti misalnya sebuah perusahaan yang memproduksi kain ulos. Sebelum memasarkan produknya, terlebih dahulu produsen melakukan segmentasi pasar berdasarkan geografis, yaitu dimana target konsumenya adalah orang – orang yang berada di daerah medan sumatra utara. Hal ini dikarenakan kain ulos adalah kain adat dari daerah medan dan banyak digunakan medan.

3. Segmentasi Pasar terkait dengan Profitabilitas/Keuntungan

Profit atau laba atau keuntungan adalah suatu hal yang harus diraih secara maksimal oleh suatu perusahaan. Salah satu cara untuk dapat meraih keuntungan yang maksimal adalah dengan melakukan strategi pemasaran yaitu segmentasi pasar.

Seperti yang telah dicontohkan dalam bagian pendahuluan diatas yaitu perusahaan Walt Disney tadi yang melakukan strategi segmentasi pasar tersebut sehingga setiap produk yang di pasarkanya bisa meraih kepuasan konsumen dan keuntungan yang maksimal.

4. Mengapa Perusahaan perlu melakukan segementasi pasar?

Sebenarnya jawabanya sederhana saja. Kebutuhan konsumen yang cenderung bersifat heterogen membuat perusahaan tidak mampu menjangkau semua kebutuhan konsumen. sehingga tanpa adanya sebuah pengelompokkan kebutuhan konsumen maka arah pemasaranpun atau bisa dikatakan target pemasaran menjadi tidak jelas. Sehingga berakibat tidak bisa meraih kepuasan konsumen juga keuntungan maksimal.
Kemudian dengan adanya strategi segmentasi pasar ini yang berdasarkan beberapa variabel seperti yang di atas telah disebutkan tadi seperti demografi, geografi dsb. Membuat perusahaan menjadi lebih mudah dalam hal menentukan target konsumennya perusahaan juga bisa mendapatkan kepuasan konsumen dan keuntungan maksimal.

Disini dapat dilihat dengan melakukan strategi segmentasi pasar ini dapat memiliki beberapa manfaat diantaranya:
1.      perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2.      Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3.      Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4.      Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5.      Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.

Selain keunggulan juga memiliki kelemahan, beberapa diantaranya yaitu:
1.      Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2.      Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3.      Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4.      Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa. Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Sebagai solusi dari kelemahan tersebut diantaranya:
1.     Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
      Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.

2.     Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
      Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.

3.     Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
      Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.

4.     Pertajam Kecerdasan Organisasi
      Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.

5.     Kompensasi Yang Sesuai
      Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
Akhirnya sedikit tambahan tentang kriterian segmentasi pasar dikatakan effektig apabila:
1.     Dapat dijangkau
2.     Dapat diukur
3.     Memberikan keuntungan

C.  Kesimpulan

Jadi akhirnya suatu perusahaan sangatlah perlu melakukan yang namanya strategi segmentasi pasar. Hal ini dikarenakan strategi segmentasi pasar ini adalah sebuah solusi tentang bagaimana menentukan arah tujuan pemasaran atau dikatakan target pasarnya.

Beberapa perusahaan ternama seperti Walt Disney, KFC Fried Chikken, PT Sepatu Bata dll juga melakukan strategi pasar dalam memasarkan produk mereka. Seperti produssen sepatu bata yang melakukan segmentasi berdasarkan demografis, misalnya ada sepatu yang untuk orang dewasa, untuk balita, untuk olahraga dll,  KFC Fried Chicken melakukan segmentasi pasar atas dasar budaya setempat contohnya paket nasi hanya ada di Indonesia, karena yang menjadi makanan utama negara Indonesia adalah nasi. Walt Disney contohnya Seperti Baby Mickey’s Stuff untuk bayi dan anak – anak, sedangkan yang dewasa ada Mickey Unlimited. Dsb.

Dari beberapa contoh perusahaan bekken diatas sudah membuktikan bagaimana dahsyatnya strategi segmentasi ini. Tetapi perlu diperhatikan juga bahwa pesaing yang membidik segmen serupa

D. Sumber


Tugas Bahasa Indonesia: Kalimat Efektif

Kota Malang Memiliki 25 Bangunan Cagar Budaya

Dinas Pariwisata Kota Malang menetapkan 25 bangunan sebagai cagar budaya. Bangunan cagar budaya terdiri atas rumah tinggal, perkantoran, sekolah dan penginapan. "Bangunan cagar budaya tersebar di Klojen," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Wahyuni, Kamis 7 November 2013.

Salah satunya antara lain gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen. Penetapan bangunan cagar budaya berdasarkan verifikasi yang dilakukan Dinas Pariwisata dibantu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur. 25 bangunan cagar budaya ini hasil verifikasi dari 100 bangunan yang diusulkan masyarakat sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.

Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya akan disusun dalam sebuah buku. Serta ditembuskan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan. Tujuannya agar pembangunan cagar budaya tak berubah bentuk.

"Bentuk asli bangunan tak boleh berubah. Tapi renovasi tetap diizinkan secara terbatas," katanya. Bangunan cagar budaya ini dikenal sebagai salah satu tujuan wisata. Wisatawan mancanegara asal Belanda sering berkunjung untuk menikmati arsitektur kolonial.

"Sebagai wisata nostalgia," katanya. Kepala BPCB Jawa Timur, Aris Soviyani menilai Malang kaya dengan bangunan cagar budaya. Terutama bangunan berarsitektur kolonial yang berusia ratusan tahun. Namun, sampai saat ini tak memiliki tim ahli cagar budaya. Sehingga, bangunan cagar budaya rawan rusak atau beralih fungsi. Tim ahli bertugas memverifikasi dan melindungi bangunan cagar budaya.

"Wali Kota Malang harus membentuk tim cagar budaya," katanya. Pembentukan tim ahli diatur melalui Undang Undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Dalam Undang Undang Cagar Budaya disebutkan bangunan yang memiliki nilai sejarah, kekhasan dan berusia di atas 50 tahun ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.

Beberapa kesalahan pada artikel “Kota Malang Memiliki 25 Bangunan Cagar Budaya
“ :
1.      Salah satunya antara lain gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen. (Tidak Efektif)
Diantaranya adalah gedung Sekolah Menengah Atas Katolik (SMAK) Cor Jesu, gedung PLN dan tiga rumah di Jalan Ijen. (Efektif)

2.      Wisatawan mancanegara asal Belanda sering berkunjung untuk menikmati arsitektur kolonial. (Tidak Efektif)
Wisatawan asal Belanda sering berkunjung untuk menikmati arsitektur kolonial. (Efektif)

3.      Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya akan disusun dalam sebuah buku. (Tidak Efektif)
Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya akan ditulis dalam sebuah buku. (Efektif)



Senin, 28 Oktober 2013

Tugas Bahasa Indonesia : Diksi

Jokowi Effect: Voorijder Hilang Berganti Pasukan Pemburu Berita

Jakarta - Biasanya para pejabat selalu menggunakan pasukan pengawalan atau voorijder dalam menjalankan tugas dinas sehari-hari. Voorijder adalah petugas pembuka jalan yang bertugas juga melakukan pengawalan keamanan. Hal ini dilakukan guna menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas si pemangku jabatan.

Namun, ada yang beda dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Jokowi lebih sering terlihat tanpa pengawalan ketika melaksanakan tugas dinasnya. Seperti Minggu (4/11/2012), Jokowi mengunjungi syukuran Forum Komunikasi Guru Swasta (FKGS) di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Dalam kunjungannya kali ini tidak ada satu pun pengawalan voorijder yang tampak, biasanya dua motor aparat mengawal dari belakang.
Jokowi datang menggunakan mobil Kijang Innova hitam bernomor polisi B 1123 RFR. Di belakangnya ada satu mobil Innova hitam lagi berisi pengawalnya. Tak ada sirine voorijder. 

Yang ada malah sederet mobil media berbaris rapi mengekor mobil Jokowi. Petugas voorijder yang identik dengan pengawalan para pejabat hilang, berganti dengan sedikitnya 5 mobil 'pasukan' pemburu berita. Kehadiran mobil jurnalis dari berbagai stasiun televisi beserta perlengkapannya itu menarik perhatian masyarakat yang menyambut Jokowi. Jokowi yang suka merahasiakan agendanya membuat awak media tak mau kecolongan.

Bahkan gara-gara tidak menggunakan voorijder, Jokowi pernah mengalami kemacetan saat melintas di jembatan layang Tebet menuju Casablanca. Saat itu Jokowi usai berkunjung ke kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Saat kampanye pemilihan Gubernur DKI Jakarta lalu, Jokowi berjanji tidak menggunakan voorijder yang kadangkala memicu macet. Setelah menang quick count, janji itu diulanginya lagi.

"Tidak pakai pengawalan," ucap Jokowi di Posko Pemenangan Jokowi-Ahok, Jalan Borobudur No 22, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2012). Menurut Jokowi, penggunaan pengawalan bukanlah gayanya.

Bahkan tak cuma acara resmi, pasukan pemburu berita itu juga mengintil sampai acara undangan pernikahan yang didatangi Jokowi. Seperti hari ini, saat Jokowi ke gedung Manggala Wanabhakti untuk menghadiri acara hajatan pernikahan putri Irjen Kementerian Perdagangan (Kemendag) Eddy Suseno yang menikahkan putri perempuannya Novita Dwi Handayani dengan Redi Dafrianto. 
Para pemburu berita setia menunggu Jokowi bersalaman, makan hingga akhirnya wawancara usai Jokowi keluar dari gedung itu.

Diksi yang terdapat pada berita diatas:
a.  Baku atau tidak baku
BAKU
TIDAK BAKU
Kadang kala (dipisahkan)
Kadangkala
Hanya satu kata itu saja yang harus diperbaiki dalam memilih kata baku atau tidak, dikarenakan yang kata – kata yang lain sudah memenuhi persyaratan kata baku atau tidaknya.

b.   Kosakata ( pasangan dalam konjungsi )
Tidak terdapat kosakata dalam kalimat tersebut setelah penulis menganalisis.

c.    Idiom dan ungkapan idiom
Terdapat idiom (ekspresi, kata atau frasa) yaitu,
·        Pemangku jabatan artinya adalah orang yang punya kekuasaan atau menduduki sebuah jabatan.
·        Pemburu berita artinya orang yang pekerjaannya mencari – cari berita  (wartawan / jurnalis).
·        Awak media artinya rekan - rekan media atau pers.
Tidak terdapat ungkapan idiom pada paragraph tersebut.

d.   Gaya bahasa
Menurut penulis, gaya bahasa yang digunakan belum cukup baik karena terdapat bahasa sehari – hari yang sebaiknya tidak terdapat dalam penulisan artikel tersebut tetapi tetap digunakan. Contoh terdapat kata:
·        Kecolongan => seharusnya diganti ketinggalan
·        Mengintil => seharusnya diganti mengikuti
Nilai positif dalam artikel tersebut ialah tetap dapat berkesinambungan satu sama lain.



Minggu, 20 Oktober 2013

Jurnal Perilaku Konsumen

Nama Penulis
Abdul Ghoni Tri Bodroastuti

Judul Penelitian 
Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologi Terhadap Pengaruh Perilaku Konsumen (Studi Pada Pembelian Rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang)

Sumber Jurnal / URL

Rumusan Masalah
1.     Bagaimana pengaruh faktor budaya terhadap perilaku konsumen dalam pembelian rumah diperumahan Griya Utama Banjardowo?
2.     Bagaimana pengaruh faktor sosial terhadap perilaku konsumen dalam pembelian rumah diperumahan Griya Utama Banjardowo?
3.     Bagaimana pengaruh faktor pribadi terhadap perilaku konsumen dalam pembelian rumah diperumahan Griya Utama Banjardowo?
4.     Bagaimana pengaruh faktor psikologi terhadap perilaku konsumen dalam pembelian rumah diperumahan Griya Utama Banjardowo?
5.     Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi secara bersama-sama terhadap perilaku konsumen dalam pembelian rumah diperumahan Griya Utama Banjardowo?

Tujuan Penelitian
Mengetahui bagaimana faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi terhadap perilaku konsumen diperumahan Griya Utama Banjardowo secara parsial maupun simultan dapat meningkatkan keputusan pembelian dan variabel mana yang lebih dominan memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan pembeli.

Hipotesis
Ha1: Faktor budaya berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang.
Ha2: Faktor sosial berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang.
Ha3: Faktor pribadi berpengaruh positif terhadap  perilaku  pembelian perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang.
Ha4: Faktor psikologi berpengaruh positif terhadap  perilaku  pembelian perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang.
Ha5: Faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap perilaku pembelian perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang.

Metode Penelitian
1.     Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian  yang digunakan yaitu kuantitatif.
2.     Jenis Penelitian
 Jenis penelitian ini berupa penelitian Kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab-akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro, 2002:27). Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan prikologi terhadap  perilaku konsumen diperumahan Griya Utama Banjardowo Semarang.
3.     Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi sebagai variabel bebas (independen) serta perilaku konsumen sebagai variabel terikat (dependen).
4.     Populasi dan Sampel
Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh konsumen yang telah membeli rumah di Perumahan Griya Utama Banjardowo Semarang  sejak tahun 2008-2011 yaitu sebanyak 234 unit rumah yang dihuni yang mencakup seluruh tipe rumah yang dibangun di setiap cluster.
5.     Teknik  Pengambilan Sampel
Teknik  pengambilan sampel  yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu pengambilan sample yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Sekaran, 1992) yaitu kriteria pemilik rumah telah menetap atau bermukim selama kurun waktu paling sedikit 2 tahun.

Analisa atau Hasil-hasil
1.     Uji Validitas
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh indikator dinyatakan valid karena memiliki r hitung > r tabel sehingga semua indikator disertakan dalam analisis selanjutnya.
2.     Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat uji untuk mengetahui tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam mengukur suatu gejala. untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu pengukuran dikatakan reliabel apabila koefisien Alpha lebih besar dari 0,6.

Kesimpulan
1.     Faktor budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor budaya lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.
2.     Faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor sosial lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.
3.     Faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor pribadi lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.
4.     Faktor psikologi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen. Hal ini berarti bahwa apabila faktor psikologi lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam membeli juga akan mengalami peningkatan.

5.     Hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) dari keempat variabel bebas dengan F hitung sebesar 254,460 yang berada di daerah tolak Ho. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara  faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi terhadap perilaku konsumen dalam membeli rumah. Nilai Koefisien determinasi dari keempat variabel bebas diperoleh hasil sebesar 93,6%. Hal ini berarti bahwa  kemampuan  faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi dalam menjelaskan perilaku konsumen sebesar 93,6%, sisanya sebesar 6,4% dapat dijelaskan oleh variable lain, yang tidak masuk dalam model.