Selasa, 08 April 2014

Resensi Film



Judul        : Divergent
Genre       : Action, Adventure, Sci-Fi.
Durasi       : 139 menit
Sutradara : Neil Burger
Pemain      : Shailene Woodley, Theo James, Kate Winslet.

Sinopsis

Film ini diangkat dari novel fiksi ilmiah berjudul sama Divergent (Berlainan) karya penulis Amerika Serikat Veronica Roth. Berlatar belakang di masa depan setelah perang dunia, umat manusia dibagi menjadi 5 faksi. Abnegation “The Selfless” untuk orang-orang yang tidak egois dan tanpa pamrih, Amity “The Peaceful” untuk orang-orang yang cinta damai, Candor “The Honest” untuk orang-orang yang jujur, Erudite “The Intelligent” untuk orang-orang yang cerdas, dan Dauntless “The Brave” untuk orang-orang yang pemberani. Setiap tahunnya, semua penduduk yang berusia enam belas tahun harus mengikuti tes bakat yang akan menentukan faksi yang paling cocok bagi mereka. Setelah menerima hasil tes, mereka harus memutuskan apakah akan tetap tinggal bersama keluarga atau bergabung dengan faksi baru.

Cerita ini diawali ketika seorang gadis bernama Beatrice Prior yang diperankan oleh Shailene Woodley berasal dari keluarga Abnegation akan mengikuti tes bakat. Hasil tes menunjukan bahwa ia menonjol dalam banyak hal dan ini termasuk langka, ia adalah seorang Divergent. Namun hal tersebut harus ia sembunyikan karena kaum Divergent dianggap membahayakan. Beatrice akhirnya memilih meninggalkan faksi Abnegation untuk bergabung dengan para pemberani di Faksi Dauntless.

Meninggalkan orang tuanya, membuang namanya untuk hidup bersama faksi yang baru, Beatrice menjadi Tris, berharap menemukan jati dirinya bersama para Dauntless. Namun, Tris harus lulus tes inisiasi terlebih dulu agar bisa diterima. Tak ada jalan kembali. Tak lulus inisiasi berarti Tris akan bergabung dengan orang-orang yang terbuang dan hidup menggelandang. Para calon Dauntless diharuskan bertarung untuk benar-benar menjadi anggota dari Faksi Dauntless, mulai dari bertarung fisik sampai mental, dan pada akhirnya, hanya sepuluh orang saja yang akan diterima sebagai anggota.

Klimaks dari film ini adalah ketika faksi Erudite ingin menguasai pemerintahan yang sebelumnya dipimpin oleh faksi Abnegation. Dengan memengaruhi faksi Dauntless, faksi Erudite berusaha menghancurkan faksi Abnegation dan memusnahkan para Divergent. Disitulah Tris harus menyelamatkan keluarganya dan menyelamatkan dirinya.

Kelebihan dari film ini adalah ceritanya yang menarik dan mendebarkan dengan visual effect yang bagus serta acting para pemainnya yang sempurna, adegang demi adegan dalam film ini dikemas dengan rapih dan mudah dipahami sehingga kita betah untuk duduk hampir 2jam setengah di bangku bioskop.


Pesan moral yang dapat kita ambil dari film ini adalah kita diajarkan untuk lebih mengenal jati diri kita dan tujuan hidup kita. Saya ingin menjadi orang yang pintar tetapi tidak hanya pintar, namun jujur, baik, tidak egois, dan juga pemberani. Janganlah kita mengkategorikan orang-orang menjadi beberapa bagian karena setiap orang berbeda, kita tidak hanya handal dalam satu hal saja tetapi dalam banyak hal. Di film ini juga diajarkan untuk memperjuangkan hak kita dan menyelamatkan orang-orang yang kita cintai.